Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu tentang perpecahan ummat, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda :
وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ
ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ
الْجَمَاعَةُ
فِي رِوَايَةٍ : مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ
وَأَصْحَابِي
“Sesunggunya agama (ummat) ini akan terpecah menjadi 73
(kelompok), 72 di (ancam masuk ke) dalam Neraka dan satu yang didalam
Surga, dia adalah Al-Jama’ah”.
(HR. Ahmad dan Abu Daud dan
juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu
dan juga mirip dengannya dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu)
عن العرباض بن سارية قال: صلى بنا رسول الله ذات يوم ثم أقبل علينا فوعظنا
موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب، فقال قائل: يا رسول الله
كأن هذه موعظة مودع، فماذا تعهد إلينا؟ فقال: أوصيكم بتقوى الله والسمع
والطاعة وإن عبدا حبشيا؛ فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا،
فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها
بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
“Dari sahabat ‘Irbadh bin As Sariyyah rodhiallahu’anhu ia berkata:
Pada suatu hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم shalat berjamaah bersama
kami, kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu beliau memberi kami
nasehat dengan nasehat yang sangat mengesan, sehingga air mata
berlinang, dan hati tergetar. Kemudian ada seorang sahabat yang berkata:
Wahai Rasulullah,
As-Subki dalam Thabaqatnya berkata:
“Ketahuilah bahwa Abu al-Hasan al-Asy’ari tidak membawa ajaran baru atau
madzhab baru, beliau hanya menegaskan kembali madzhab salaf, menghidupkan
ajaran-ajaran sahabat Rasulullah. Penisbatan nama kepadanya kerana beliau
konsisten dalam berpegang teguh ajaran salaf, hujjah (argumentasi) yang beliau
gunakan sebagai landasan kebenaran aqidahnya juga tidak keluar dari apa yang
menjadi hujjah para pendahulunya, kerananya para pengikutnya kemudian disebut
Asy’ariyyah. Abu al-Hasan al-Asy’ari bukanlah ulama yang pertama kali berbicara
tentang Ahlussunnah wal Jama’ah, ulama-ulama sebelumya juga banyak berbicara
tentang Ahlussunnah wal Jama’ah. Beliau hanya lebih memperkuat ajaran salaf itu
dengan argumen-argumen yang kuat. Bukankah penduduk kota Madinah banyak
dinisbatkan kepada Imam Malik, dan pengikutnya disebut al Maliki. Ini bukan
berarti Imam Malik membawa ajaran baru yang sama sekali tidak ada pada para
ulama sebelumnya, melainkan karena Imam Malik menjelaskan ajaran-ajaran lama
dengan penjelasan yang lebih terang, jelas dan sistematis demikian juga yang
dilakukan oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari”.
Habib Abdullah ibn Alawi al-Haddad menegaskan bahwa “kelompok yang benar
SELAMAT MEMBACA
KEPUASAN ANDA ADALAH PENGHARGAAN BAGI KAMI.
APATIS ANDA ADALAH BLUM MEMPELAJARI KAMI.
KRITIK ANDA ADALAH INTROPEKSI DIRI KAMI.