CANTIK DIBALIK KERUDUNG

“Wanita sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menutupi bentuk tubhnya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari Kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibalikmya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keihklasan ia memberikan kebaikan itu. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keahlihannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauhmana ia berani mempertaruhkan kehormatannya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari kekawatirannya digoda orang lain dijalan, tetapi dilihat dari kekawatirannya yang mengundang orang lain jadi tergoda. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan syukur. Dan ingatlah..........!!!!!!!! Wanita sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatanya dalam bergaul....... Wassalam........... “semoga bisa menjadikan kita bertafakkur ya ikhwati”

Jumat, 08 April 2011

APA ITU ALAM JABARUT?...


Alam jabarut merupakan kelanjutan dari alam malakut. Kedua alam ini sama-sama didalam alam ghaib mutlak. Namun, alam jabarut berada diatas lagi. Tidak semua penghuni alam malakut dapat mengakses alam tersebut. Hal ini membuktikan, sesama penghuni alam Malakut tidak memiliki  kapasitas yang sama di mata Allah SWT.
            Alam Malakut memiliki penghuni tetap, yaitu para malaikat utama, seperti jibril, Mikail, Israfil, dan lain-lain. Alam ini lebih dekat dengan “Maqam Qudsiyyah. Dalam suatu pengelompokan, lapisan-lapisan alam dan maqamnya dapat di bedakan pada beberapa tingkatan.
            Tingkatan itu adalah Maqam Ahdah yang mencakup alam lahut dan martabat Dzat; Maqam Wahdah mencakup alam jabarut  dan martabat Sifat; Maqam wahidiyah mencakup alam Wahidiyah dan martabat al-Asma’ ; Maqam Roh yang mencakup alam malakut dan martabat Af’al; Maqam mitsal; dan maqam insan dan  alam syahadah.
            Kalau alam malakut merupakan tahap atau maqam ruhaniyah dan taman jiwa yang hakiki serta senantiasa mempertahankan kesuciannya, alam jabarut
sudah masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma’rifatullah, tempat seluruh elemen dan yang banyak menjadi satu.
            Alam jabarut sudah masuk di dalam dunia rahasia illahi, tetapi masih tetap wilayah alam dalam arti alam ghaib mutlak. Alam jabarut sebagai bagian dari alam ghaib mutlak agak sulit di jelaskan secara skematis karena sudah masuk wilayah antara alam dan Maqam Qudsiyah.
            Alam ini berada di antara wilayah aktual dan wilayah potensial yang lazim disebut dengan al-A’yan al-Tsabitah. Penghuni jabarut adalah sesuatu yang bukan Tuhan dalam level Ahadiyyah, melainkan derevasinya dalam level Wahidiyaht.
            Dalam buku-buku tasyawuf, di alam jabrut ini berlangsung apa yang disebut sebagai Nafakh al-Ruh (peniupan roh suci Allah) yang kemudian mampu menghidupkan jasad. Itulah sebabnya alam jabarut biasa juga disebut dengan alam roh. Di alam ini, kita juga mengenal adanya realitas kesamaran antara “sesuatu” dan “bukan sesuatu”.
            Juga kesamaran antara “alam” dan “bukan alam” serta antara  “sifat” dan “asma”. Di dalam alam jabrut terjadi proses suatu keberadan dari keberadaan potensial keberadaan aktual. Alam jabarut adalah suatu alam yang tidak umu dijangkau oleh alam-alam sebelumya, termasuk alam Malakut.
            Ini sebagai bukti, bukan hanya alam Syahadah yang mengalami tingkatan-tingkatan, tetapi alam ghaib juga bertingkat-tingkat. Sesama penghuni alam ghaib tidak semuanyabisa mengakses alam jabarut, berkenalan dengan para penghuninya, dan memahami seluk- beluk peristiwa yang terjadi di dalamnya.
            Bangsa jin tidak bisa mengenal seluruh perilaku malaikat, meskipun sama-sama sebagai penghuni Malakut. Sesama malaikat pun tidak saling memahami rahasia satu sama lain. Para malaikat adalah makhluk profesional yang mengerjakan tugasnya masing-masing dan tidak saling mengganggu serta mengintervensi sebagaimana di Amanatkan Allah.
            Di antara para malaikat, ada malaikat utama dan keutamaannya dilihat dari perspektigf manusia yang memilah fungsi-fungsi para malaikat. Sementara itu, alam jabarut merupakan alam paling tinggi karena di atasnya sudah tidak bisa lagi disebut dengan alam dalam arti ma siwa Alllah.
            Di atasnya, sudah bukan bukan lagi alam, tetapi sudah masuk dalam wilayah Qudsiyyah. Sebagai alam paling tinggi, tentu menjadi objek cita-cita danharapan manusia. Namun, perlu ditegaskan bahwa sebagai manusia kita tidak di tuntut secara mutlak untuk memasuki alam-alam itu, namun juga tidak di larang berupaya untuk itu.
            Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan martabat-martabat kehidupan spiritual manusia dan menantang manusia untuk menaiki jenjang derajat yang lebih tinggi. Alquran mencela manusia yang cenderung set back ke jenjang derajat lebih rendah (asfala safilin).
            Kalau , manusia sudah berupaya menaikkan status ke alam yang lebih tinggi, namun tidak bisa menembus batas-batas alam tersebut, tidak perlu kawatir dan tak perlu di permasalahkan. Tugas manusia hanya sebagai hamba dan khalifah. Bagaimana menjadi hamba yang lebi baik dan bagaimana menjadi khalifah lebih sukses di muka bumi ini.
            Urusan menembus batas atau menyingkap tabir/ hijab lalu memasuki ala dan maqam lebih tinggi itu adalah urusan dan hak preogatif Allah. Apakah Alllah mau memberi petunjuk dan siapa yang akan di beri petunjuk untuk itu, semuanya merupakan rahasia Allah.
            Upaya manusia meningkatkan martabat spiriotual ke jenjang yang lebih tinggi di tempuh para sufi dan pengamal tarekat. Namun, subtansi pendekatan mereka mempunyai benang merah yang sama , yaitu manusia selalu harus melakukan pembersihan diri (tazkiyah al-nafs) melalui berbagai “exercise” (riyadhoh) dan perjuangan batin (mujahaddah).
            Dalamkitab Manhalus shafi di sebutkan langkah-langkah konkrit yang dilakukan oleh para salik untuk mencapai tujuan spiritualnya. Kitab ini memperkenalkan apa yang disebut dengan ilmu martabat tujuh atau ilmu tahqiq.
            Ketujuh martabat itu ialah Hadratul Qudsi (puncak dari tempat penyucian diri), Unsi (tempat untuk bermesraan dengan Tuhan), Mufatahah (tempat untuk membuka rahasia Illahi), Muwajahah (tempat untuk membuka hijab zulmani lalu menggunakan energi nuraniyah) , Mujalasah (sarana untuk memisahkan dan membersihkan diri dari segala kemusyrikan), Muhadasah (tempat untuk menyingkap rahasia melalui Dirinya), Musyahadah (menyaksikan wajah “Tuhan melalui seluruh alam ciptaanNYa), dan Muthala’ah (menghayati keberadan Tuhan melalui Hidayah-NYA.
            Bagi para salik yang akan menyingkap hijab dan seterusnya melaju kealam yang lebih tinggi, menurut buku ini, sangat di mungkinkan. Jika seseorang mampu melewati maqam-maqam tersebut dengan baik , dipersepsikan manusia bisa mengakses alam manapun yang ia kehendaki.
            Tentu saja tidak gampang mengakses maqam demi maqam yang berlapis-lapis itu. Peningkatan dari satu maqam ke maqam berikutnya terkadang ditempuh bertahun-tahun. Namun, tidak perlu berkecil hati karena jika Allah menghendaki, tentu tidak ada rintangan berarti bagi yang bersangkutan.
            Memang dalam hadits tasyawuf sering di ungkap bahwa ada sekitar 70 ribu hijab yang menghijab manusia sehingga sulit mencapai mukasyafah (penyingkapan). Namun, tidak perlu takut dan berkecil hati, karea 100 ribu hijab pun dapat di tembus jika Allah menghendaki.
            Seorang sufi mempunyai keuletan karena mempunyai tujuan bukan untuk menembus hijab itu tersingkap, tetapi bagaimana mendekatkan diri kepada Allah, tanpa target lain, jika ada kalangan sufi memiliki tujuan membuka hijab atau memperoleh karamah dalam pencahariannya, boleh jadi dua-duanya tidak di peroleh. Tuhannya tidak didapat dan karamahnyapun hilang.
            Para sufi dan salik tidak jarang terkecoh karena terdekonsentrasi oleh hal-hal yang tidak subtansi. Mereka terkecoh oleh sesuatu yang bersifat sekuder lalu meniggalkan urusan primer. Yang primer itu adalah Tuhan yang sekunder itu adalah kelezatan dalam beribadah, kepemilikan karamah di sepan jamaah, dan semacamnya.
            Mari kita mencari yang subtansi dan yang primer tanpa harus terkecoh dengan yang non subtansi dan yang bersifat sekunder,agar mikraj kita berhasil.
                                                            (prof Nazaruddin Umar Dialog jumat 1 april 2011) semarang 6 april 2011.




1 komentar:

  1. alhamdulillah dalam wawasan sufi skrg mudah di akses. semoga kita bisa mencapai derajat yang mulia di sisi Alloh SWT, slm kenal kulo anggota morodemakcommunity

    BalasHapus

Imansipasi wanita

Imansipasi wanita
imansipasi wanita sering diterjemahkan atau diartikan dengan salah kaprah, bahwasanya kedudukan seoarang wanita harus sama dengan laki-laki dari sisi apapun. padahal dalam islam masalah imansipasi wanita sudah diatur begitu rapi oleh Alquran, tapi seseorang yang belum begitu faham dengan ajaran Islam pastilah mereka menafsirkan sebatas dengan pengetahuan akalnya, contoh imansipasi wanita dalam islam yaitu: Allah mewajibkan laki-laki dan perempuan sholat, islam tidak melarang seorang wanita mengerjakan pekerjaan seorang pria dengan tidak melanggar aturan-aturan syariat islam, wanita juga dibolehkan untuk mengangkat senjata (menjadi tentara) selama itu dibutuhkan, atau mempertahankan agama dan negara. wanita menjadi tentera tidak harus sama pakaiannya sebagaimana tentara laki-laki, wanita tetap diwajibkan untuk menutup auratnya, sehingga mereka tidak perlu membuka auratnya,

MENURUT anda bagaimanakah tentang blog ini...?

SETITIK MUTIARA WALISONGO

Para Walisongo adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus atau penyambung perjuangan, mereka rela meninggalkan keluarga, kampung halaman dan apa-apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Para Walisongo rela bersusah payah seperti itu karena menginginkan ridho Allah SWT. Diturunkannya agama adalah agar manusia mendapat kejayaan didunia dan akherat. Segala kebahagiaan, kejayaan, ketenangan, keamanan, kedamainan dan lain-lainnya akan terwujud apabila manusia taat pada Allah SWT dan mengikuti sunnah baginda Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan atau secara seratus persen. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa ummat Nabi Muhammad SAW diutus kepermukaan bumi adalah khusus mempunyai tanggung jawab penting. Misi pentingnya adalah untuk mengajak manusia dipermukaan bumi ini ke jalan Allah SWT. Kurang lebih lima ratus tahun yang lalu walisongo berdakwah dan berkeliling kehampir seluruh pulau jawa, maka dalam masa yang relatif singkat, yang hampir penduduknya beragama Hindu dan Budha, maka berubah menjadi kerajaan Islam Demak. Para Walisoongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah 1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. 2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak. 3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. 4. Senjoto Kalimosodo Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat) 5. Digdoyo Tanpo Aji Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. 6. Perang Tanpo tanding Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini. 7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya. 8. Mulyo Tanpo Punggowo Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan. 9. Sugih Tanpo Bondo Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Semboyan seperti diatas sudah banyak dilupakan umat islam masa kini. Pesan Walisongo diantaranya pesan Sunan kalijogo diantaranya adalah : 1. Yen kali ilang kedunge 2. Yen pasar ilang kumandange 3. Yen wong wadon ilang wirange 4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi, maksudnya adalah : Apabila sungai sudah kering, pasar hilang gaungnya, wanita hilang rasa malunya, maka cepatlah berkelana dari desa ke desa jangan kembali sebelum empat bulan untuk mendapatkan ilham (ilmu hikmah) dari Allah SWT. Para Walisongo berdakwah dengan mempunyai sifat-sifat diantaranya : 1. Mempunyai sifat Mahabbah atau kasih sayang 2. Menghindari pujian karena segala pujian hanya milik Allah SWT 3. Selalu risau dan sedih apabila melihat kemaksiatan 4. Semangat berkorban harta dan jiwa 5. Selau memperbaiki diri 6. Mencari ridho Allah SWT 7. Selalu istighfar setelah melakukan kebaikan 8. Sabar menjalani kesulitan 9. Memupukkan semua kejagaan hanya kepada Allah SWT 10. Tidak putus asa dalam menghadapi ketidak berhasilan usaha 11. Istiqomah seperti unta 12. Tawadhu seperti bumi 13. Tegar seperti gunung 14. Pandangan luas dan tinggi menyeluruh seperti langit. 15. berputar terus seperti matahari sehingga memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran.

SELAMAT MEMBACA

KEPUASAN ANDA ADALAH PENGHARGAAN BAGI KAMI.
APATIS ANDA ADALAH BLUM MEMPELAJARI KAMI.
KRITIK ANDA ADALAH INTROPEKSI DIRI KAMI.