"TASYAWUF"
Jika para ulama’ fiqih hanya membagi dua alam, yakni alam syahadah dan alam ghoib, para sufi membagi alam kedalam berbagai tingkatan. Pembagian besarnya tetap sama, hanya di bagi pada alam syahadah mutlak dan alam goib mutlak. Di antaranya dua alam mutlak itu ada alam antara (barzakh).
Alam barzakh sesungguhnhya sudah masuk wilayah alam gaib. Hanya saja alam ini dibagi dua. Pertama, alam gaib mudhaf, yakni alam gaib yang relatif masih lebih dekat ke alam syahadah. Ibnu Arabi menyebutkanya alam mitsal, sedangkan Al-ghazali menyebutnya alam hayal, yang keduanya diartikan the imaginal world oleh william C Chittik (alam ini akan di bahas secara khusus).
Kedua alam ghaib lainnya, ialah yag lebih dekat alam gaib mutlak, yaitu alam malakut, alam jabarut, sampai ke alam wahidiyat dan alam ahadiyaht yang sebenarnya sudah tidak bisa lagi disebut alam . sebab, tidak masuk lagi dalam kategori ma siwa allah, sebagaimana telah di bahas sebelumnya.
Para sufi seolah tidak mengenal alam ghoib dalam arti alam yang di luar kemampuan kognitif manusia untuk memahaminya atau alam yang tak teridentifikasi (unidentifying world). Alam ghaib oleh para sufi bukan sesuatu yang amat asing. Alam ghaib bagi mereka adalah alam yang berada di balik hijab.
Manakala hiojab sudah terbuka (mukasyafah), hilanglah keghaiban itu. Kalaupun masih ada, yang terwujud hanyalah entitas tetap (al-a’yan al-tsabitah). Inipun sudah di idenftifiaksi dalam dua kategori, yaitu intetitas wahidiyath yang masih bisa di kenali melalui nama-nama (al-asma)-NYA dan ahadiyah yang sudah tidak teridentifikasi atau di sebut alam ghaib mutlaq (asrar al asrar / the sacred ).
Berbeda dengan fuqoha’ yang seolah memberi wilayah alam gaib amat luas, yaitu selain yang masuk dari kategori alam syahadah, alam dunia yang kita huni ini. Para sufi tidak mendikotomikan antara alam syahadah dan alam ghaib. Ibnu A’rabi termasuk diantara sufi yang berpendapat seperti itu.
Bagi Ibu arabi, alam syahadah tidak murni alam fisik karena ia hanya elemen dasar dari rangkaian tingkatan alam yang terdiri atas tanah, air, udara, dan api. Alam syahadah mutlak disebut juga alam dunia (dari akar kata dana, berarti rendah). Alam dunia ini juga terdiri atas alam mineral, tumbuh-tumbuhan,hewan, dan sebagian unsur manusia.
Alam mineral pun juga masih dapat diidentifikasi dengan batu-batuan dan logam, lalu logam masih dibedakan dengan logam biasa, seperti tembaga,besi, tembaga, perak, dan logam mulia berupa emas. Emas juga dapat di bedakan berdasarkan karatnya, dari karat rendah sampai 24 karat.
Di atas alam mineral ada alam tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya untuk tumbuh sendiri (growth), akan (nutrilive faculty), dan kemampuan reproduksi. Di atasnya masih ada alam hewan yang lebih kompleks karena sudah memiliki selain apa yang di miliki oleh alam mineral dan alam tumbuh-tumbuhan.
Dunia hewan memiliki berbagai kemampuan, antara lain kemampuan pengindraan (sensation) dan gerak (harkah, locomotion), termasuk imajinasisederhana, kekuatan khayal, dan memori-memori sederhana lainnya. Alam hewan juga sudah mengenal imajinasi (mutakhayyilah) dan indra-indra batin lainnya yang sesuai dengan tingkatannya.
Alam hewan sudah memiliki kemampuan pergerakan dan mobilitas secara vertical dan horizontal yang tidak di miliki alam mineral dan alam tumbuh-tumbuhan. Dia atas alam mineral dan alam tumbuh-tumbuhan ialah alam manusia. Manusia secara biologis menghimpun semua potensi yang dimiliki tiga alam di bawahnya.
Manusia sering di sebut sebagai binatang yang diberi kemampuan lebih (al-hayawan al-nathiq). Keunggulan manusia tak hanya terletak pada kesempurnaan jasmani dan jenis- jenis indera yang di milikinya, tapi manusia juga di beri keistimewaan khusus yang tidak di miliki makluk lain, yaitu roh.
Roh oleh para filosof kadang disebut akal (intellect) kadang disebut jiwa rasional. Keberadaan roh di dalam diri manusia, baik dalam proses maupun dalam subtansi, ( dibahas secara luas oleh para sufi dan filsuf). Dalam kitab tafsir sufi (tafsir Isyari), roh di gambarkan sebagai unsur suci (malakut/lahut) yang ada pada diri manusia.
Itu yang membuat para malaikat dan makhluk lainnya tunduk (taskhir) dan bersujud, serta mengabdi kepada manusia, kecuali iblis yang kemudian membuatnya terkutuk. Keutamaan yang di miliki manusia inilah menjadikannya sebagai kholifah Tuhan di bumi (khalaif al-ardl).
Ketika manusia masih dalam struktur sederhana, yang baru tersusun dari unsur mineral, tumbuh-tumbuhan, dan hewani, belum ada perintah sujud dari Allah SWT kepadanya. Nanti setelah unsur suci itu di-install kedalam diri adam, barulah perintah sujud itu muncul (fasjudu li adam fa sajadu illa iblis).
Unsur ektra, atau istilah khalqan akhar dalam Allah pada QS al-mu’minun, membuat manusia sebagai makhluk istimewa. Manusia bisa tampil sebagai makhluk paling utama (ahsan taqwim) yang bisa menembus alam puncak (sidrah al-muntaha) namun bisa juga membuatnya tersungkur jatuh kelembah paling bawah (asfala safilin). Transformasi dan transmutasi manusia menuju ke alam berikutnya sangat di tentukan oleh setiap individu. Jika mampu menggunakan potensi indra batinnya untuk menembus wilayah barzakh, manusia bisa melakukan transformasi itu. Ada orang yang menunggu kematian untuk memasuki alam barzakh. Namun, ada juga orang yang mampu bolak-balik memasuki wilayah barzakh dan berkomunikasi dengan para penghuni barzakh lain atau alam-alam gaib di level lebih tinggi.
Kalau di alam syahadah, mutlak seperti alam-alam dunia mengalami proses evolusi untuk mencapai derajat utama. Misalnya, mineral yang berupa tanah, batu, logam, perak, sampai pada logam mulia seperti emas yang nilainya pasti lebih tinggi di banding mineral lainnya dalam alam tumbuh-tumbuhan, alam hewan, dan manusia demikian pula adanya.
Untuk menjadi logam mulia, sudah tentu harus melalui proses panjang. Demikian pula untuk menjadi batu permata juga harus melalui perjuangan panjang. Inilah analogi transmutasi evolusioner benda-benda alam syahadah yang pernah di ungkapakan oleh seorang sufi sekaligus ahli kimia bernama Jabir bin hayyan).
Penyair besar dan sufi muslim Jalaludin Rumi juga menjelaskan bahwa hubungan Al-Haq (Allah SWT) dengan alam-alam tersebut adalah hubungan cinta. Menurut Rumi, sebagaimana di kutip prof Mulyadi, pergerakan, perputaran, dan tawafnya alam raya ini adalah reaksi dari pesona gelombang cinta Tuhan.
Mereka berputar laksana sang pencipta mabuk kepayang untuk berjumpa dengan kekasihnya. Mungkin ini yang menginspirasi Rumi menciptakan tarian sufi yang di kenal dengan Whirling Darvesis. Dalamlevel alam manusia juga mempunyai logika yang sama jika ia ingin mencapai martabat utama (maqaman mahmuda), sebagaimana di sebutkan dalam Alquran: “dan pada sebagian malam, lakukanlah shalad tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”.(QS al-Isra:79).
Manusia juga harus menempuh diri dengan berbagai riyadloh dan mujahaddah hingga mencapai posisi jiwa yang bersih (illuminated), selanjutnya mampu menembus batas-batas hijab. Jika hijab sudah tersingkap, mukasyafah terjadi. Jika itu terjadi, wilayah alam gaib menjadi berkurang karena alam barzakh sudah dapat di akses. Rupanya, inilah rahasia hadits Nabi: Mutu qabla anta mutu (matilah sebelum kalian mati yang sebenarnya. Tasawuf12 maret 2011.abiwaumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar