Bertahan di tengah arus perubahan
Pondok pesantren salaf giri kusumo kecamatan mranggen kabupaten demak jawa tengah didirikan oleh Syeh Kyai Muhammad Hadi pada tahun 1288 H bertepatan dengan tahun 1868 M. Berdirinya pondok yang kini telah berusia 129 tahun itu merupakan perwujudan gagasan Syeh Kyai Muhammad Hadi untuk membangun sebuah lembaga yang menangani pendidikan ahklaq dan ilmu agama di tengah-tengah masyrakat.
Lembaga pendidikan akhlaq diwujudkan dalam bentuk pengajihan thoriqoh kholidyah, sedangkan lembaga pendidikan ilmu pengetahuan agama diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) ilmu agama dalam bentuk pengajihan kitab-kitab berbahasa arab yang menggunakan system bandongan, sebuah sitem pengajaran yang kini populler disebut dengan system salaf.
Untuk mendukung gagasannyna itu Syekh Kyai Muhammad Hadi yang oleh para santri dan masyarakat di sekitar Giri kusumo mranggen dipanggil dengan sebutan mbah Hadi, mbah Hasan mukibat atau mbah giri, mendirikan sebuah bangunan masjid ditepi hutan jati yang kini pengelolaannya ditangani oleh perum Perhutani Unit I jawa tengah.
Bangunan masjid yang hinmgga kini masih dipertahankan keasliannya itu konstruksinya menggunakan kayu-kayu jati pilihan. Demikian juga lantainya menggunakan lembaran-lembaran kayu jati pilihan yang berkualitas tinggi. Kekokohan bangunan masjid yang masih Nampak hingga sekarang kendati usianya telah mencapai 1 abad lebih itu seakan mengiringi keterangan pengasuh pondok yang hingga sekarang masih memperthanan sistem pendidikan salaf ditengah –tengah pengaruh arus perubahan yangjuga melanda di dunia pesantren ditanah air.
menurut catatan prasasti didinding bagian depan bangunan masjid yang seluruh bahan bangunannya mengguanakan kayu jati itu dibangun hanya dalam waktu 4 jam. prasasti yang tertulis dengan menggunakan huruf arab pegon dan bahasanya menggunakan bahasa jawa itu berbunyi:" iki pengenget masjid dukuh girikusumo, tahun ba hijrah nabi sollallahu alahiwassallam 1288 wulan robiul awal akhir tanggal ping nembelas awit jam songo dalu jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai muhammad giri ugi sak sekabehe wong ahli mukmin kang hadir,taqobbalaahu taala aamin" jika dialih bahaskan kedalam bahasa indonesia dalam terjemahan bebas, prasasti itu kurang lebih berbunyi, " ini adalah pengingat masjid Giri kusumo yang didirikan pada tanggal 16 robiul akhir tahun ba hijriyah Nabi Muhammad SAW 1288 H, dibangun dari pukul sembilan malam sampai pukul satu malam (dini hari), hasil karya Kyai Giri Muhammad Giri dan semua orang mukmin yang hadir, taqobbalaahu taala aamin"
Dengan bekal bangunan sebuah masjid yang lokasinyaberada di kaki sebuah perbukitan yang rimbun waktu itu mbah Hadi setiap hari mengajar para santri. jumlah santri yang mengikuti pengajihan dari hari ke hari terus bertambah sehingga asrama atau kamar-kamar yang disediakan dikanan kiri masjid tidak mampu menampuing lagi sehingga mbah Hadi menambah jumlah bangunan agar mampu menampung hasrat santri yang ingin ngaji pada beliau.
Mbah Hadi oleh Allah SWT di karuniai usia yang cukup panjang, sehingga memiliki kesempatan dan waktu yang cukup untuk menyiapkan kader-kader penerus perjuangan yang dirintisnya dikemudian hari, demikian halnya terhadap anak dan keluarganya Mbah Hadi memiliki perhatian yang sangat besar terutama dalam hal pendidikan. sehingga dengan adanya kesiapan regenerasi jika suatu saat terjadi suksesi kepemimpinan di pondok Giri, dapat berjalan mulus.
ini menandakan bahwa mbah Hadi benar-benar menyadari bahwa regenerasi adalah suatu yang alamiyah dan pasti terjadi.mbah Hadi meninggal dunia pada tahun 1931 dan selanjutnya tugas memimpin pondok diteruskan oleh putranya yang bernama zahid. kerangka pendidikan dan pengajaran yang telah dicanangkan oleh mbah Hadi tetap diteruskan oleh mbah zahid, pengajihan kitab dengan sisitem bandongan dan thoriqoh kholidiyah terus berjalan, jumlah pesertanya juga semakin meningkat.
santri-santri pondok giriyang dikemudian hari tidak sedikit yang berhasil menjjadi tokoh panutan masyarakat, sehingga menjadikan ajaran-ajaran yang diberikan oleh pengasuhnya baik sesama mbah hadi maupun mbah zahid semakin menyebar tidak lagi sebatas dipulau jawa saja, bahkan seantero nusantara, terutama ajaran thoriqoh kholidiyah.
tentang keberhasilan pondok giri menyebarluaskan ajaran thoriqoh kholidiyah hingga menerobos di daerah-daerah luar jawa seperti kalimantan, sumatra,dan sulawesi. tidak lepas dari peran santri-santrinya yangmengikuti progam transmigrasi keluiar jawa baik domasa kolonial maupun setelah kemerdekaan, mereka selepas meinggalkan jawa di tempat yang baru mengembangkan dan mengajarkan tentang apa-apa yang diperolehnya sesama masih ngaji dengan mbah Hadi maupun mbah zahid.
ikatan primordial antara seorang guru dan murid memang sangat kental sekali dilingkungan pondok-pondok pesantren terutama pondok yang memakai sistem salaf, hubungan antara seorang santri dengan guru akan terus berjalan sepanjang masa sampain kepada anak cucunya, inilah kelebiahn yang dimiliki pondok-pondok salaf, ikatan batin antara santri,kyai dan alumni serta seluruh keluarganya dapat berjalan secara alamiyah tanpa diatur dengan dinding protokoler yang ketat.ini pula yang terjadi pada pondok pesantren Girikusumo.
siiiiippppp yi
BalasHapussemoga barokah
BalasHapusbarokallah lanjutkan kekreatifanya 100% mendukung
BalasHapusngikut pak....
BalasHapus