CANTIK DIBALIK KERUDUNG

“Wanita sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menutupi bentuk tubhnya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari Kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibalikmya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keihklasan ia memberikan kebaikan itu. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keahlihannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauhmana ia berani mempertaruhkan kehormatannya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari kekawatirannya digoda orang lain dijalan, tetapi dilihat dari kekawatirannya yang mengundang orang lain jadi tergoda. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan syukur. Dan ingatlah..........!!!!!!!! Wanita sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatanya dalam bergaul....... Wassalam........... “semoga bisa menjadikan kita bertafakkur ya ikhwati”

Senin, 02 Mei 2011

APA TITIK TEMU ANTARA AHADIYAH DAN TAO?..


Jika engkau bicara soal ketakterbandingan, engkau telah membatasi. Jika engkau bicara soal kesempurnaan, engkau juga membatasi. Jika bicara soal keduanya, engkau tepat mengenai sasaran; engkau seorang pemimpin dan syekh dalam ilmu-ilmu makrifat.”(ibnu arabi).
“Tak seorang pun menegaskan keesaan Zat Maha Esa sebab semua orang yang menegaskannya sesungguhnya mengingkarinya. Tauhid orang yang melukiskan-Nya hanyalah pinjaman, tak diterima oleh Zat Maha Esa. Tauhid atas diri-Nya adalah tauhid-Nya. Orang yang melukiskan-Nya. Sungguh telah sesat.”(Khaja Abdullah Anshari).

Dalam literatur tasyawuf Yahudi (Kabbalah). Maqam Ahadiyyah dapat dihubungkan dengan Ein Sof yang secara harfiyah berarti “tanpa Akhir” (“without end”,”the Infinite”). Tuhan yang dalam sisiNYa tak dapat dikenal (unknowable, indiscribable). Manifestasi Ein sof melalui proses emanasimaka lahirlah apa yang disebut dengan sefirot.
Ein sof dan sefirot merupakan dua hal yang tak terpisahkan, sebagaimana halnya Maqam Ahadiyyah dan Maqam Wahidiyyah. Sefirot adalah esensi dari Ein Sof. Ia bagaikan lampu dengan cahayanya.
Cahaya sesungguhnya tidak ada tanpa keberadaan lampu. Sefirot nanti menjadi 10 manifestasi namun satu sama lainnya tak terpisahkan dengan sang substansi, yaitu Ein Sof. Para kabbalisseperti Robbi Gershom Scholem dan Rabbi Moses Luzzato berpendapat bahwa Ein sof dan sefirot merupakan satu hal yang tak bisa di pisahkan.
Lebih tepat keduanya diterangkan dalam fenomena sebab akibat dari pada Kholik dan makhluk. “All the sefirot are nothing but the Light of the infinite Himself” (semua aspek sefirot pada hakikatnya tidak ada, yang ada hanyalah cahaya dari ketakterbatasanNYa sendiri”. Karena itu, banyak istilah yang sering digunakan para kabbalis melukiskan Ein Sof, seperti Tuhan yang Maha tersembunyi (the Hidden and the Transcendent God), penyebab utama (The first Cause), Yang Maha Nyata (the ultimate Reality), Yang Maha taktermanifestasikan (The Unmanifest), Yang Maha Takterkomprehenshipkan (The Incomprehenshible), yang Maha Tak tertemukan (The Indiscrible), dan lainnya.
Istilah-istilah tersebut juga sering di temukan di dalam buku-buku tasyawuf. Sefirot bukan hanya merepresentasikan kerja Ilahi, melainkan juga merupakan kelanjutan mekanisme kerja alam seesta dan hubungan relasional satu sama lainnya. Sefirot sebagai penghubung antara keterbatasan alam dan keterbatasan Tuhan.
Sefirot dapat dihubungkan dengan sifat-sifat Allah Swt dalam isalam. Pada sifat-sifat dan Nama-nama Allah, masing-masing memiliki spesifikasi sesuai dengan kemahasempurnaan-Nya. Nama-nama ini dapat di jadikan sebagai entri point untuk lebih dekat lagi dengan Allah SWT.
Seseorang yang diliputi berbagai dosa da maksiat dapat mendekatkan diri kepada Tuhan melalui penghayatan terhadap Sifat dan Nama-nama-Nya, seperti al-tawwab (maha penerima taubat) al-Ghafur (Maha Pengampun), dan Maha pemaaf (al-afuw), dan Maha Indah (al-jamal).
Meskipun demikian, sikap permisif tidak bisa juga di toleransi karena Allah juga memiliki sifat yang kebalikannya, yaitu al-Muntaqim (Maha pendedam), Mutakabbir (Maha Angkuh), dan al-jalal (Mahaperkasa). Para kabbalis juga mempunyai persamaan dengan kalangan sufi tentang keesaan Tuhan.
Kalangan sufi dan kabbalis sangat berhati-hati menjelaskan hal ini karena bisa jatuh kedalam apa yang disebut dengan “ kesesatan”. Para teolog dan fuqoha (ahli hukum) sering mempertanyakan bahkan menyesatkan para sufi dan kabbalis karena tuduhan memperkenalkan konsep keqodhiman ganda (ta’adud al-qudama).
Bagi para teolog dan fuqoha’ Tuhan harus suci dari pengaruh lain-Nya karena dia yang Maha Esa, Mahakuasa, Mahabesar dan Maha takterbandingkan (Incomparability) dengan apa pun.
Sementara sufi berbicara tentang maqam Ahadiyyah dengan Maqam Wahidiyyah, al-A’yan al-Tsabitah, shifat dan asma’ yang dianggapnya alam atau bukan makhluk atau maj’hul. Nanti di level al-wujud al-khorijiyyah ke bawah, yang meliputi alam jabarrut, alam barzakh, dan alam mulk/syahadah baru dianggap sebagai makhluk atau maj’hul.
Itu pun oleh kalangan sufi seperti ibnu A’rabi tidak mau menggunakan istilah kholiq dan makhluk, tetapi Al-Haq dan al-Khalq karena meskipun keduanya berbeda, tetapi tidak bisa di pisahkan. Wujud al-khalq hanyalah merupakan efek dan manifestasi (tajjali) dari al-Haq itu sendiri.
Dalam Taoisme, relasi hamba Tuhan di jelaskan dengan konsep “Dualitas ilahi” (the Duality of God). Dalam The Tao te ching di sebutkan bahwa The sacred God merupakan “tanpa nama yang merupakan asal langit dan bumi (The Nameless is the origin of haven and earth).
Langit di gambarkan denga yang dan bumi digambarkan dengan yin, Tuhan ibarat langit: besar, tinggi, terang, dan kreatif, sedagkan makhluk ibarat bumi:kecil, rendah, gelap, reseptif. Yang(muatstsir):menimbulkan pengaruh dalam segala hal dan yin (ma’tsur) menerima pengaruh dalam segala hal.
Interaksi antara yang (muatstsir)dan yinma’tsur menibulkan 1000 hal (al-katsrah). Tuhan menimbulkan realitas dan realitas menimbulkan entitas. Yang yang bertindak, sedangkan yin yang meneria tindakan. Tuhan memerlukan hamba jika Dia harus menjadi Tuhan dan hamba memerlukan Tuhan jika dia harus menjadi Hamba.
Dengan demikian, makhluk merupakan “subsistensi” Tuhan da Tuhan merupakan “substensi” makhluk. Dalam teori Ad infinitum pytagoras, satu sama dengan setengah dari dua, dan seterusnya sampai bilangan paling tinggi. Masing-masing bilangan membutuhkan angka satu. Tidak ada angka sejuta atasu semilyar tanpa angka satu.
Mekanisme pemahaman maqam Ahadiyyah-Wahidiyyah ada kemiripan dengan konsep Atna Brahma dalam agama hindu. Dalam agama hindu, dikenal ada dua jalan untuk mengenal, mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, yaitu jalan dari luar (The Outer Path), dan jalan dari dalam diri (The Inner Path).
Jalan pertamadapat membantu seseorang mengenal Tuhanmelalui penyaksian Tuhan yang ada di mana-mana. Dimanapun seorang berada disitu dapat menyaksikan wajah Tuhan ada di mana-mana. Kesadaran bahwa alam raya(cosmos) sebagai omni present Tuhan merujuk kepada Brahma.
Ciri utama jalan pertama ini melalui pengabdian, kesetiaan dan kesalehan. Adapun jalan kedua (the Inner Path) dapat membantu seseorang mengenal Tuhan melalui penghayatan mendalam terhadap diri sendiri. Kesadaran bahwa Tuhan bersama kita (God Within) dan ia ada lebih dalam dari organ tubuh kita paling dalam merupakan kesadaran terhadap Tuhan yang lebih tinggi (Atma).
Ciri utama jalan ini ialah kontemplasi dan penyucian jiwa yang dalam dunia tasyawuf mungkin dapat di padankan dengan konsep tafakkur dan Tadzakkur untuk pembersihan jiwa (al-tadzkiyah al-nafs). Kesadaran untuk menggunakan kedua jalan ini secara seimbang tentu merupakan pendekatan paling baik karena baik jalan pertama maupun jalan kedua sama –sama menjadikan Tuhan sebagai objek tujuan.
Dalam islam integrasi, syariat dan hakikat mutlak di perlukan. Ibnu Athoillah pernah menyatakan, “Barang siapa yang bertasyawuf tanpa berfikih, maka ia zindik. Barang siapa berfiqih tanpa tasyawuf, maka ia fasik. Barang siapa yang menggabung keduanya, maka ia mencapai hakikat.”
Kombinasi dan integrasi syariat dan hakikat merupakan jalan paling mulia dalam islam. Dalam agama hindu, orang-orang yeng menjalankan dengan baik dan setia secara seimbang antara kedua pendekatan diatas berpotensi menghimpun apa yang disebutnya dengan “kekuatan Ilahi” (the Divine Force).
Para Rezi sering kali mempertunjukkan keajaiban-keajaiban yang tidak lazim di lakukan orang biasa. Dalam islam, mungkin dapat di padankan dengan wali yang memiliki karomah, yang memiliki kemampuan untuk melakukan perbuatan luar biasa (Khariqun lil ‘adah), walaupun dalm islam karamah tidak pernah menjadi tujuan para wali.
Dari uraian diatas, ternyata agama-agama tertentu mempunyai kedekatan secara metodologis didalam menjelaskan konsep ketuhanan.satu sama lain bisa saling membantu menjelaskan konsep ketuhanannya masing-masing.Tentu saja antara satu agama dan agama lain banyak sekali perbedaannnya, tetapi lebih baik menekankan aspek titik temu dari pada menekankan aspek persamaan. Wallahu a’lam. Dialogjumat. Semarang 29 april 2011. M.Nur ali Ms

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Imansipasi wanita

Imansipasi wanita
imansipasi wanita sering diterjemahkan atau diartikan dengan salah kaprah, bahwasanya kedudukan seoarang wanita harus sama dengan laki-laki dari sisi apapun. padahal dalam islam masalah imansipasi wanita sudah diatur begitu rapi oleh Alquran, tapi seseorang yang belum begitu faham dengan ajaran Islam pastilah mereka menafsirkan sebatas dengan pengetahuan akalnya, contoh imansipasi wanita dalam islam yaitu: Allah mewajibkan laki-laki dan perempuan sholat, islam tidak melarang seorang wanita mengerjakan pekerjaan seorang pria dengan tidak melanggar aturan-aturan syariat islam, wanita juga dibolehkan untuk mengangkat senjata (menjadi tentara) selama itu dibutuhkan, atau mempertahankan agama dan negara. wanita menjadi tentera tidak harus sama pakaiannya sebagaimana tentara laki-laki, wanita tetap diwajibkan untuk menutup auratnya, sehingga mereka tidak perlu membuka auratnya,

MENURUT anda bagaimanakah tentang blog ini...?

SETITIK MUTIARA WALISONGO

Para Walisongo adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus atau penyambung perjuangan, mereka rela meninggalkan keluarga, kampung halaman dan apa-apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Para Walisongo rela bersusah payah seperti itu karena menginginkan ridho Allah SWT. Diturunkannya agama adalah agar manusia mendapat kejayaan didunia dan akherat. Segala kebahagiaan, kejayaan, ketenangan, keamanan, kedamainan dan lain-lainnya akan terwujud apabila manusia taat pada Allah SWT dan mengikuti sunnah baginda Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan atau secara seratus persen. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa ummat Nabi Muhammad SAW diutus kepermukaan bumi adalah khusus mempunyai tanggung jawab penting. Misi pentingnya adalah untuk mengajak manusia dipermukaan bumi ini ke jalan Allah SWT. Kurang lebih lima ratus tahun yang lalu walisongo berdakwah dan berkeliling kehampir seluruh pulau jawa, maka dalam masa yang relatif singkat, yang hampir penduduknya beragama Hindu dan Budha, maka berubah menjadi kerajaan Islam Demak. Para Walisoongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah 1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. 2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak. 3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. 4. Senjoto Kalimosodo Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat) 5. Digdoyo Tanpo Aji Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. 6. Perang Tanpo tanding Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini. 7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya. 8. Mulyo Tanpo Punggowo Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan. 9. Sugih Tanpo Bondo Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Semboyan seperti diatas sudah banyak dilupakan umat islam masa kini. Pesan Walisongo diantaranya pesan Sunan kalijogo diantaranya adalah : 1. Yen kali ilang kedunge 2. Yen pasar ilang kumandange 3. Yen wong wadon ilang wirange 4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi, maksudnya adalah : Apabila sungai sudah kering, pasar hilang gaungnya, wanita hilang rasa malunya, maka cepatlah berkelana dari desa ke desa jangan kembali sebelum empat bulan untuk mendapatkan ilham (ilmu hikmah) dari Allah SWT. Para Walisongo berdakwah dengan mempunyai sifat-sifat diantaranya : 1. Mempunyai sifat Mahabbah atau kasih sayang 2. Menghindari pujian karena segala pujian hanya milik Allah SWT 3. Selalu risau dan sedih apabila melihat kemaksiatan 4. Semangat berkorban harta dan jiwa 5. Selau memperbaiki diri 6. Mencari ridho Allah SWT 7. Selalu istighfar setelah melakukan kebaikan 8. Sabar menjalani kesulitan 9. Memupukkan semua kejagaan hanya kepada Allah SWT 10. Tidak putus asa dalam menghadapi ketidak berhasilan usaha 11. Istiqomah seperti unta 12. Tawadhu seperti bumi 13. Tegar seperti gunung 14. Pandangan luas dan tinggi menyeluruh seperti langit. 15. berputar terus seperti matahari sehingga memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran.

SELAMAT MEMBACA

KEPUASAN ANDA ADALAH PENGHARGAAN BAGI KAMI.
APATIS ANDA ADALAH BLUM MEMPELAJARI KAMI.
KRITIK ANDA ADALAH INTROPEKSI DIRI KAMI.