CANTIK DIBALIK KERUDUNG

“Wanita sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menutupi bentuk tubhnya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari Kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibalikmya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keihklasan ia memberikan kebaikan itu. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keahlihannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauhmana ia berani mempertaruhkan kehormatannya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari kekawatirannya digoda orang lain dijalan, tetapi dilihat dari kekawatirannya yang mengundang orang lain jadi tergoda. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan syukur. Dan ingatlah..........!!!!!!!! Wanita sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatanya dalam bergaul....... Wassalam........... “semoga bisa menjadikan kita bertafakkur ya ikhwati”

Minggu, 24 Februari 2013

DUNIA MIMPI (2) WAQI'AH DAN MUKASYAFAH



WAQIAH dari akar kata waqo’a artinya muncul, timbul, berada, kemudian membentuk kata waqi’ah yang dalam perspektif tasyawuf diartikan dengan mimpi khusus. Disebut mimpi khusus karena bukan mimpi sebagaimana lazimnya dialami orang-orang awam.
Waqi’ah kadang-kadang muncul tidak di dalam tidur pulas dalam bentuk mimpi, tetapi penyingkapan sebuah kenyataan di antara tidur dan terjaga yang oleh kalanganneurolog disebut dengan teta atau alfa, yaitu suatu keadaan di mana frekuwensi gelombang otak berada dalam keadaan lamban, tidak dalam keadaan beta, sebagaimana orang-orang yang dalam keadaan terjaga.
Dalam keadaan  frekuwensi otak sedang aktif, biasanya sulit untuk menembus suasana batin yang lebih dalam. Wahyu-wahyu atau pengalaman mistis banyak sekali terjadi di tempat yang sepi, seperti di Gua Hira’ Gua Kajfi, atau keheningan malam.
Itulah sebabnya para salik berusaha mencari tempat yang hening, sejuk, damai, dan tenang, seperti khanqah, sebagaimana diuraikan tulisan-tulisan yang terdahulu.
Waqi’ah oleh sejumlah ulama tasyawuf disamakan dengan manam, yaitu mimpi yang dialami oleh orang-orang khusus yang memiliki dampak sosial kemasyarakatan. Sebagian lagi menyamakannya dengan mukasyafah, yaitu pengalaman penyingkapan tabir atau hijab oleh orang-orang khowas yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT.
Namun, sebagian lagi menganggap, waqi’ah merupakan pengalaman gaib atau mistis yang berada di antara manam dan mukasyafah. Apapun namanya, pengalaman mistis atau ghaib tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Para praktisi sufi yang bertahun-tahun menempuh perjalanan mistik juga tidak semua pernah mengalaminya. Pengalaman mistik adalah pemberian langsung dari Allah SWT.
Ketika para salik asyik menikmati riyadhah, ia sering mengalami berbagaia pengalaman mistis. Ia seakan-akan menyaksikan sesuatu secara visual didepan matanya, tetapi sesungguhnya ternyata tidak ada. Misalnya, seorang salik di daerah sulit air bermimpi menyaksikan mata air mengalir bersumber dari satu titik disebuah tempat. Setelah titik itu di gali,  benar ditemukan ada mata air di tempat itu. Contoh lain, saat seseorang merasa melihat, baik dalam mimpi maupun dengan kekuatan imajinasi, suatu tempat yang terdapat harta karun atau aneka tambang, setelah tempat itu digali ternyata benar ditemukan harta karun atau aneka tambang seperti dalam mimpinya.
Pengalaman nyata seperti ini diceritakan dalam kitab awarif al-Ma’ruf karya suhrawardi, seorang salik yang terdesak oleh kebutuhan pokok ia sudah bermaksud untuk pergi meminta-minta. Tapi, dalam jiwanya bertanya, sudah sekian lama saya menjalani kehidupan suluk dengan penuh tawakal, akhirnya hari ini saya harus meminta-minta. Mestikah saya melakukan hal ini?..
Tiba-tiba, orang ini mengalami pengalaman  mistik (waqi’ah). Ia mendengar suara, “pergilah ke satu tempat, di sana ada sebuah jubah biru (khirqah) yang membungkus batangan emas. Ambil dan gunakanlah untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. “ketika terjaga, orang itu pergi ke tempat itu dan ia menemukan emas ituterbungkus jubah biru.
Kalangan sahabat Nabi juga sering mengalami hal-hal yang bersifat mistis, sperti yang pernah di alami Usaid bin Hudhair. Ketika ia sedang membaca surah al-Baqarah pada malam hari, kudanya yang ditambatkan disampingnya meronta-ronta. “Aku menenangkannya, lalu kuda itu menjadi tenang. Ketika aku melanjutkan membaca ayat, kembali meronta-ronta lagi. Aku pun kembali menenangkannya. Setelah kembali mengaji, kuda itu pun kembali lagi meronta. Aku keluar melihat putraku, yahya. Cemas jangan sampai terkena terjangan kuda. Ia melihat ke langit,  ternyata ada sebuah tenda besar yang didalamnya terdapat sejumlah lentera yang sedang menyala.”
Pagi hari ia menceritakan pengalamannya kepada Nabi, lalu Nabi menanggapi, “Bacalah terus Al=Qur’an wahai ibnu Hudhair. Apakah kamu tahu apa yang terjadi semalam didekat rumahmu?. Dijawab tidak tahu. Nabi menjelaskan, “itu adalah para malaikat yang mendekati suaramu. Seandainyakamu terus membaca al-Qur’an, niscaya keesokan paginya manusia akan melihat para malaikat yang tidak lagi menyembunyikan wujudnya dari mereka.
Pengalaman seperti ini biasa di alami oleh beberapa orang yang sudah mencapai tingkat kedekatan diri dengan Allah. Hanya saja, mereka tidak tertarik untuk menggunakan kemampuan itu. Bagi mereka, memelihara kedekatan diri dengan Tuhan jauh lebih penting ketimbang mendapatkan kekhususan mistik. Kalangan mereka enggan menggunakan potensi mistiknya, khawatir jangan sampai hal itu menjadi hijab baru baginya. Tidak jarang seorang salik yang berada pada posisi tinggi dan berhasil mendapatkan pengalaman mistik, tapi terhenti karena menikmati pengalaman mistiknya lalu meninggalkan Tuhannya.
Tujuan para salik bukan mengejar pengalaman mistik, akan tetapi untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada allah. Kedekatan itulah nantinya yang akan menurunkan ridha Allah, termasuk kekhususan lainnya sebagaimana dialami para wali. Kekhususan tersebut biasanya disebut dengan karamah, yakni suatu perbuatan atau kenyataan yang luar biasa dan menyalahi adat dan logika (khariq li al-adah) yang paling  didambakan para salik ialah ridha Allah.
Waqi’ah kejadiannya tidak bisa diprediksi dan tidak terjadi secara otomatis setiap kali para salik menghendakinya. Kadang sering dan kadang jarang terjadi. Waqi’ah merupakan hidayah langsung dari Allah kepada para hamba-Nya. Berbeda dengan mukasyafah, suatu bentuk penyingkapan rahasia Tuhan yang dikhususkan kepada para kekasih-Nya, dapat terjadi kapan saja saat orang itu memerlukannya.
              MUKASYAFAH berasal dari kata kasyafa yaksyifu berarti menyingkap, menampilkan. Mukasyafah berarti penyingkapan sesuatu yang ghaib, abstrak, dan terselubung (mahjub).  Dalam perspektif tasyawuf, mukasyafah lebih tinggi daripada wqi’ah. Kalau waqi’ah masih paralel perjalanan nafsu dan roh, sedangkan mukasyafah sudah lebih dominan perjalanan RO. Mukasyafah dinilai lebih valid dan lebih absah daripada waqi’ah, manamat, ru’yah, dan hilm. Mukasyafah tidak gampang diraiholeh banyak orang karena sangat bergantung tingkat kedekatan diri dengan Alllah SWT. Orang-orang yang sudah lama menempuh perjalanansuluk pun belum tentu bisa mengalami pengalaman mukasyafah.
Mukasyafah dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sedangkan waqi’ah, manamat,, ru’yah, dan hilm masih bersifat kondisional. Hanya para nabi dan Rasul sertasejumlah wali bisa sampai ke tingkat mukasyafah. Mukasyafah bisa mengambil berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk manamat, ru’yah, atau waqi’ah. Dari sudut inilah sebagian ulama mengatakan mukasyafah sama saja dengan waqi’ah, ru’yah, dan manamt.
Mukasyafahbisa dibedakan ke dalam dua jenis. Jika mukasyafah muncul melalui mimpi atau kekuatan imajinasi dari dalam diri disebut penglihatan jiwa (mata batin). Sedangkan mukasyafah yang muncul melalui isyarat yang datang dari kekuatan lain dari luar, misalnya mendengar informasi melalui bisikan atauasuara gaib, dari sumber yang tidak tampak maka ini disebut telinga jiwa (telinga batin). Bagaimana mengasah mata batin dan telinga batin.
Kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu yang gaib melalui imajinasi cerdas yang diperoleh melalui manamat dan waqi’ah, biasanya disebut la-kasyf al-mukhayyal, atau penyingkapan imajinasi dan khayalan. Imajinasi danhayalan disni tentu bukan imajinasi ataukhayalan sembarangan, tetapi sesuatuyang lahir dari orang-orang yang terlatih sepanjang waktudengan penuh ketekunan untuk belajar. Orang yang sampai di maqam ini sudah mampu menggunakan mata dan telinga batinnya untuk mengungkap sesuatu yang bukan saja bersifat fisik, melainkan juga hal-hal yang bersifat gaib.
Mukasyafah yang lebih tinggi tidak hany mampu mengungkap khayali, tetapi juga hal-hal yang bersifat gaib. Mukasyafah jenis ini juga mampu menangkap makna dari pengalaman dan peristiwa simbolis, misalnya menerjemahkan sebuah isyarat yang muncul, baik dalam manamat maupun waqi’ah menjadi makna aktual dalam kehidupan nyata. Contohnya, seseorang yang diebri kekuatan untuk menyingkapkan di dalam dirinya pengalaman masa lampau atau kkejadian-kejadian yang belum terjadi.
Penglaman beberapa Nai, seperti pengalaman NabiSAW yang bisa memahami kejadian masa lampau dan peristiwa yang belum terjadi. Kalangan waliAllah juga diberi karmah untuk bisa menyaksikan peristiwa yang akan terjadi pada masa depan, seperti pengalaman khidir yang di ceritakan di dalam surat la-kahfi. Khidir membunuh anak kecil yang tidak berdosa dengan alasan jika anak itu besar nanti akan menjadi anak yang durhaka dan banyak menimbulkan keonaran, sedangkan orang tuanya masih akan dikaruniai anak-anak lain yang saleh dan salehah (QS al-Kahfi[18]:80). Kekuatan apa yang digunakan khidir untuk membaca masa depan anak tersebut, tidak lain adalah mukasyafah.
Semakin tinggi ketaatan dan keikhlasan seseorang semakin besar peluang untuk mencapai tingkat mukasyafah. Sebaliknya, semakinrendah tingkat ketaatan dan keikhlasan seseorang semakin tebal pula penutup (hijab) yang menghalang untuk mencapai mukasyafah. Dalam hadits Nabi disebut ada 70 ribu hijab yang menghijab manusia dengan tuhannya. Hal-hal yang bisa menjadi penghalang seseorang untuk mencapai mukasyafah ialah dosa dan maksiat. Sungguh pun orang tidak berdosa dan bermaksiat dan telah melakukan ibadah dan berbagaia ketataan individu dan sosial tetap tidak ada jaminan dapat mencapai mukasyafah. Pencapaian mukasyafah sangat ditentukan oleh keridhaan Allah SWT.
Orang yang mencapai mukasyafah memiliki banyak keutamaan. Selain mampu memahami sejumlah rahasia Allh, juga biasanya diberi kemampuan untuk melakukan sesuatu yang “luar biasa” (kariq li al-‘adah) yang tidak bisa dilakukan orang-orang biasa. Perbuatan”luar biasa”itu biasa disebut dengan karamah. Para wali yang rata-rata sudah mencapai tingkat mukasyafah bisa melakukan sesuatu yang bersifat ajaib atas izin Kekasihnya, yaitu Allah.. namun, perlu dibedakan antara karamah, mu’jizah, dan sikhr.
Karamah perbuatan luar biasa diberikan Tuhan kepada para wali atau hamba tertentu yang dipilih-Nya. Mukjizat perbuatan luar biasa khusus diberikan kepada para Nabi dan Rasul. Sedangkan sikhr perbuatan luar biasa diberikan kepada manusia biasa yang telah mempelajari ilmunya. Sikhr biasanya tidak mensyaratkan adanya mukasyafah, sedangkan mukjizat dan karamah mengharuskan adanya mukasyafa. Para wali tujuannya bukan untuk mendapatkan perbuatan luar biasa. Bahkan, mereka mengelak untuk memanfaatkan keluarbiasaan itu. Mereka khawatir jangan sampai karamah itu menjadi hijab baru baginya.
Refrensi: Republika (dialog jum’at) 4/25 januari 2013
Oleh: Prof Dr Nszaruddin Umar.

2 komentar:

Imansipasi wanita

Imansipasi wanita
imansipasi wanita sering diterjemahkan atau diartikan dengan salah kaprah, bahwasanya kedudukan seoarang wanita harus sama dengan laki-laki dari sisi apapun. padahal dalam islam masalah imansipasi wanita sudah diatur begitu rapi oleh Alquran, tapi seseorang yang belum begitu faham dengan ajaran Islam pastilah mereka menafsirkan sebatas dengan pengetahuan akalnya, contoh imansipasi wanita dalam islam yaitu: Allah mewajibkan laki-laki dan perempuan sholat, islam tidak melarang seorang wanita mengerjakan pekerjaan seorang pria dengan tidak melanggar aturan-aturan syariat islam, wanita juga dibolehkan untuk mengangkat senjata (menjadi tentara) selama itu dibutuhkan, atau mempertahankan agama dan negara. wanita menjadi tentera tidak harus sama pakaiannya sebagaimana tentara laki-laki, wanita tetap diwajibkan untuk menutup auratnya, sehingga mereka tidak perlu membuka auratnya,

MENURUT anda bagaimanakah tentang blog ini...?

SETITIK MUTIARA WALISONGO

Para Walisongo adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus atau penyambung perjuangan, mereka rela meninggalkan keluarga, kampung halaman dan apa-apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Para Walisongo rela bersusah payah seperti itu karena menginginkan ridho Allah SWT. Diturunkannya agama adalah agar manusia mendapat kejayaan didunia dan akherat. Segala kebahagiaan, kejayaan, ketenangan, keamanan, kedamainan dan lain-lainnya akan terwujud apabila manusia taat pada Allah SWT dan mengikuti sunnah baginda Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan atau secara seratus persen. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa ummat Nabi Muhammad SAW diutus kepermukaan bumi adalah khusus mempunyai tanggung jawab penting. Misi pentingnya adalah untuk mengajak manusia dipermukaan bumi ini ke jalan Allah SWT. Kurang lebih lima ratus tahun yang lalu walisongo berdakwah dan berkeliling kehampir seluruh pulau jawa, maka dalam masa yang relatif singkat, yang hampir penduduknya beragama Hindu dan Budha, maka berubah menjadi kerajaan Islam Demak. Para Walisoongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah 1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. 2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak. 3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. 4. Senjoto Kalimosodo Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat) 5. Digdoyo Tanpo Aji Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. 6. Perang Tanpo tanding Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini. 7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya. 8. Mulyo Tanpo Punggowo Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan. 9. Sugih Tanpo Bondo Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Semboyan seperti diatas sudah banyak dilupakan umat islam masa kini. Pesan Walisongo diantaranya pesan Sunan kalijogo diantaranya adalah : 1. Yen kali ilang kedunge 2. Yen pasar ilang kumandange 3. Yen wong wadon ilang wirange 4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi, maksudnya adalah : Apabila sungai sudah kering, pasar hilang gaungnya, wanita hilang rasa malunya, maka cepatlah berkelana dari desa ke desa jangan kembali sebelum empat bulan untuk mendapatkan ilham (ilmu hikmah) dari Allah SWT. Para Walisongo berdakwah dengan mempunyai sifat-sifat diantaranya : 1. Mempunyai sifat Mahabbah atau kasih sayang 2. Menghindari pujian karena segala pujian hanya milik Allah SWT 3. Selalu risau dan sedih apabila melihat kemaksiatan 4. Semangat berkorban harta dan jiwa 5. Selau memperbaiki diri 6. Mencari ridho Allah SWT 7. Selalu istighfar setelah melakukan kebaikan 8. Sabar menjalani kesulitan 9. Memupukkan semua kejagaan hanya kepada Allah SWT 10. Tidak putus asa dalam menghadapi ketidak berhasilan usaha 11. Istiqomah seperti unta 12. Tawadhu seperti bumi 13. Tegar seperti gunung 14. Pandangan luas dan tinggi menyeluruh seperti langit. 15. berputar terus seperti matahari sehingga memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran.

SELAMAT MEMBACA

KEPUASAN ANDA ADALAH PENGHARGAAN BAGI KAMI.
APATIS ANDA ADALAH BLUM MEMPELAJARI KAMI.
KRITIK ANDA ADALAH INTROPEKSI DIRI KAMI.