CANTIK DIBALIK KERUDUNG

“Wanita sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menutupi bentuk tubhnya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari Kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibalikmya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keihklasan ia memberikan kebaikan itu. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keahlihannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara. Wanita sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauhmana ia berani mempertaruhkan kehormatannya. Wanita sejati bukanlah dilihat dari kekawatirannya digoda orang lain dijalan, tetapi dilihat dari kekawatirannya yang mengundang orang lain jadi tergoda. Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan syukur. Dan ingatlah..........!!!!!!!! Wanita sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatanya dalam bergaul....... Wassalam........... “semoga bisa menjadikan kita bertafakkur ya ikhwati”

Kamis, 24 Februari 2011

NILAI NASIONALISME DALAM ISLAM


pada 22 Oktober 1945, Mbah Hasyim mengeluarkan seruan jihad menumpas Belanda dan sekutunya. Belakangan seruan itu dikenal dengan resolusi Jihad. Dua minggu setelah itu meletuslah peristiwa "Surabaya 10 November". Para kiai dan pendekar tua membentuk barisan pasukan Sabilillah yang dikomandani oleh KH. Maskur. Para santri dan pemuda berjuang dalam barisan pasukan Hisbullah yang dipimpin oleh H. Zainul Arifin. Sementara para kiai sepuh berada di barisan Mujahidin yang dipimpin oleh KH. Wahab Hasbullah. Para kiai dan santri berbaur dengan pasukan reguler melawan pasukan pemenang Perang Dunia II.
Belakangan tokoh tua NU yang tetap enerjik mengawal perjalanan negeri ini adalah KH. Abdul Wahab Chasbullah. Soekarno sering bersama-sama Mbah Wahab, teman sekaligus gurunya. Suatu saat Soekarno yang selalu mengampanyekan nasionalisme itu bertanya kepada gurunya, "Pak kiai apakah nasionalisme itu ajaran Islam?"
Mbah Wahab menjawab tegas, "Nasionalisme ditambah bismillah itulah Islam. Kalau Islam dilaksanakan dengan benar pasti umat Islam akan nasionalis."
Inilah sekelumit sejarah awal timbulnya kata Nasionalisme di indonesia ketika Sukarno dan para Kyai Pesantren memompa semangat jihad (perang) kepada santri-santri dan masyarakatnya untuk melawan para penjajah. Dengan Nasionalisme atau mencintai tanah air merupakan bagian dari perjuangan demi membela dan menjaga keutuhan berkehidupan di Negara Kesatuan Republik Indoesia serta menjaga ketenangan hidup bersama di bumi yang subur dan makmur yang di amanahkan dari Tuhan yang Maha ESA kepada kita.
Nilai-nilai nasionalisme ada dalam islam, nilai-nilai itu merupakan bagian kecil dari nilai-nilai islam yang luas. Nasionalisme islam berdasarkan iman, bukan hanya sekedar letak geografis dan etnis saja. Islam tetap mendukung nasionalisme bila berdampak pada kemaslahatan umat, sedangkan unsur-unsur negatif nasionalisme ditolak islam.
Ketika nasionalisme mulai muncul di Eropa Barat, perbincangan tentang nasionalisme di kawasan lain belumlah muncul. Model kekuasaan politik di Asia dan Afrika sama dengan model imperium (kedinastian) yang berlandaskan pada idenditas-idenditas kultural dan relijius. Kesadaran akan idenditas-idenditas itu muncul ketika negara-negara Asia-Afrika menghadapi tekanan-tekanan dari barat. Kegagalan dan kekalahan politik, serta ekonomi yang dikuasai menjadikan idenditas-idenditas tersebut tidak mampu lagi menghadapi kekuatan barat. Keadaan yang semakin terpuruk inilah yang membangkitkan semangat untuk melakukan perlawanan. Negara-bangsa yang beracuan pada kriteria kultur, bahasa, etnisitas, dan wilayah dengan mengabaikan agama sebagai pengikat sosial, maka hal ini merupakan bahaya yang fatal. Nasionalisme sebagai dasar untuk membangun komunitas ditolak dalam islam, dasar-dasar ini hanya bersifat nasional (lokal) saja, sedangkan islam mempunyai 1 tujuan kesatuan universal. Selain karena itu, nasionalisme yang diselubungi sekularisme menyebabkan pemisahan tegas antara agama dan politik.
Padahal Robert N. Bellah menyebutkan “bahwa nasionalisme modern diterapkan pada sistem masyarakat madinah pada masa nabi dan para khalifah yang menggantikannya. Ia mengatakan, sistem yang dilakukan Nabi pada saat itu dapat membangun komunitas nasional modern yang baik, karena adanya keterbukaan bagi partisipasi seluruh anggota masyarakat dan karena para pemimpinnya bersedia untuk dinilai berdasarkan kemampuan, bukan berdasarkan perkawanan, kedaerahan, keturunan, kekerabatan, kesukuan, dsb. Selain itu, paham Ketuhanan Yang Maha Esa atau tauhid (pengabdian yang mutlak hanya kepada Allah SWT) merupakan unsur ke-3 mengapa prinsip organisasi sosial madinah dianggap modern. Atas dasar semangat tauhid itu pula manusia harus menentang bentuk-bentuk kekuasaan yang merampas kebebasan. Hal ini berbeda dengan sistem negara republik negara kota (city state)”
Nasionalisme merupakan tali pengikat yang kuat, yakni paham yang menyatakan bahwa kesetiaan individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan, sebagai ikatan yang erat terhadap tumpah darahnya. Keinginan untuk bersatu, persamaan nasib akan melahirkan rasa nasionalitas yang berdampak pada munculnya kepercayaan diri, rasa yang amat diperlukan untuk mempertahankan diri dalam perjuangan menempuh suatu keadaan yang lebih baik. Dua faktor penyebab munculnya nasionalisme, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor pertama sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap penjajah yang menimbulkan perlawanan rakyat dalam bentuk pemberontakan atau peperangan. Sedang faktor kedua sebagai renaissance yang dianggap simbol kepercayaan atas kemampuan diri sendiri
Wajar jika Nasionalisme dan Islamisme selalu hadir berdampingan dalam sejarah bangsa Indonesia, bahkan selama masa penjajahan, agama menjadi aspek yang menegaskan perjuangan nasional. Selain organisasi-organisasi nasional, tidak sedikit gerakan-gerakan yang berasaskan ke-Islam-an banyak yang tampil menjadi pelopor dan penggerak bangkitnya nasionalisme. Artinya kekuatan nasionalisme dan Islamisme melebur menjadi satu dalam memerangi segala bentuk penjajahan. Bahkan dalam sejarah Indonesia, keduanya menjadi kekuatan besar yang terpadu dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Imansipasi wanita

Imansipasi wanita
imansipasi wanita sering diterjemahkan atau diartikan dengan salah kaprah, bahwasanya kedudukan seoarang wanita harus sama dengan laki-laki dari sisi apapun. padahal dalam islam masalah imansipasi wanita sudah diatur begitu rapi oleh Alquran, tapi seseorang yang belum begitu faham dengan ajaran Islam pastilah mereka menafsirkan sebatas dengan pengetahuan akalnya, contoh imansipasi wanita dalam islam yaitu: Allah mewajibkan laki-laki dan perempuan sholat, islam tidak melarang seorang wanita mengerjakan pekerjaan seorang pria dengan tidak melanggar aturan-aturan syariat islam, wanita juga dibolehkan untuk mengangkat senjata (menjadi tentara) selama itu dibutuhkan, atau mempertahankan agama dan negara. wanita menjadi tentera tidak harus sama pakaiannya sebagaimana tentara laki-laki, wanita tetap diwajibkan untuk menutup auratnya, sehingga mereka tidak perlu membuka auratnya,

MENURUT anda bagaimanakah tentang blog ini...?

SETITIK MUTIARA WALISONGO

Para Walisongo adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus atau penyambung perjuangan, mereka rela meninggalkan keluarga, kampung halaman dan apa-apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Para Walisongo rela bersusah payah seperti itu karena menginginkan ridho Allah SWT. Diturunkannya agama adalah agar manusia mendapat kejayaan didunia dan akherat. Segala kebahagiaan, kejayaan, ketenangan, keamanan, kedamainan dan lain-lainnya akan terwujud apabila manusia taat pada Allah SWT dan mengikuti sunnah baginda Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan atau secara seratus persen. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa ummat Nabi Muhammad SAW diutus kepermukaan bumi adalah khusus mempunyai tanggung jawab penting. Misi pentingnya adalah untuk mengajak manusia dipermukaan bumi ini ke jalan Allah SWT. Kurang lebih lima ratus tahun yang lalu walisongo berdakwah dan berkeliling kehampir seluruh pulau jawa, maka dalam masa yang relatif singkat, yang hampir penduduknya beragama Hindu dan Budha, maka berubah menjadi kerajaan Islam Demak. Para Walisoongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah 1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. 2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak. 3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. 4. Senjoto Kalimosodo Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat) 5. Digdoyo Tanpo Aji Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. 6. Perang Tanpo tanding Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini. 7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya. 8. Mulyo Tanpo Punggowo Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan. 9. Sugih Tanpo Bondo Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Semboyan seperti diatas sudah banyak dilupakan umat islam masa kini. Pesan Walisongo diantaranya pesan Sunan kalijogo diantaranya adalah : 1. Yen kali ilang kedunge 2. Yen pasar ilang kumandange 3. Yen wong wadon ilang wirange 4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi, maksudnya adalah : Apabila sungai sudah kering, pasar hilang gaungnya, wanita hilang rasa malunya, maka cepatlah berkelana dari desa ke desa jangan kembali sebelum empat bulan untuk mendapatkan ilham (ilmu hikmah) dari Allah SWT. Para Walisongo berdakwah dengan mempunyai sifat-sifat diantaranya : 1. Mempunyai sifat Mahabbah atau kasih sayang 2. Menghindari pujian karena segala pujian hanya milik Allah SWT 3. Selalu risau dan sedih apabila melihat kemaksiatan 4. Semangat berkorban harta dan jiwa 5. Selau memperbaiki diri 6. Mencari ridho Allah SWT 7. Selalu istighfar setelah melakukan kebaikan 8. Sabar menjalani kesulitan 9. Memupukkan semua kejagaan hanya kepada Allah SWT 10. Tidak putus asa dalam menghadapi ketidak berhasilan usaha 11. Istiqomah seperti unta 12. Tawadhu seperti bumi 13. Tegar seperti gunung 14. Pandangan luas dan tinggi menyeluruh seperti langit. 15. berputar terus seperti matahari sehingga memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran.

SELAMAT MEMBACA

KEPUASAN ANDA ADALAH PENGHARGAAN BAGI KAMI.
APATIS ANDA ADALAH BLUM MEMPELAJARI KAMI.
KRITIK ANDA ADALAH INTROPEKSI DIRI KAMI.