Ajang Curhat Para Kyai
Multaqa atau pertemuan ulama digelar hanya berselang tujuh hari setelah pelaksanaan pemilu Legeslatif 2009. Kehadiran Habib Umar bin Muhammad bin salim bin Hafidz, pengasuh pesantren Daarul Mustafa, Tarim,Yaman, menjadi “penyejuk” tersendiri bagi para Habib, Ulama dan kyai yang hadir. Maklumlah suhu politik pada kamis 9 april 2009 tidak hanya menjadi hangat tapi sudah berubah menjadi panas. Bisa dihitung dengan jari kyai-kyai yang selama ini istiqomah bertahan dibasic-nya yaitu pondok pesantren ngrumati para santri.
Ada yang secara sirr ada juga yang terang-terangan naik panggung politik. Lihatlah ada kyai di partai kebangkitan bangsa (PKB) Partai kebangkitan Nasional ulama (PKNU) partai persatuan pembangunan (PPP), Partai Bintang Reformasi(PBR) dll.
Topic inilah yang sejak mukhodimah diangkat menjadi bahasan utama oleh Habib Umar bin Muhammad bin salim bin hafizd dari hadratulmaut, yaman.
Pada awal pidato dalam bahasa Arab, ia mengingatkan para Habib, kyai dan Ulama yang hadir dengan ayat tentang persatuan dan kesatuan. Ayat tersebut terdapat dalam Alquran surat Alimron ayat 103,”berpegang teguhlah kamu semua pada tali Allah. Dan jangan sekali-sekali bercerai berai”. Kali ini para kyai yang biasa ceramah dan memberi tausiyah kepada umat seolah-olah dijewer oleh Habib Umar agar back to basic, mengurusi persoalan umat,ilmu, dzikir dan dakwah. Mereka yang terlalu asyik di wilayah politik supaya segera ingat ngrumati santri, masalah klasik umat, kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Ajang Curhat
Acara yang mirip dengan muktamar NU itu menjadi ajang curhat para kyai yang hadir. Misalnya sejumlah Rois syuriyah dari kabupaten dan kota, memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan uneg-uneg dan berbagai persoalan kepada Rois syuriyah KH Masruri Mugni. Demikian pula para Habib menyampaikan curhat kepada Habib Lutfi bin Ali yahya juga kepada Habib Umar bin Hafidz.
Jajaran Syuriah kabuipaten Batang misalnya menyampaikan curhat berkaitan kekalahan partai-partai berbasis islam dalam pemilu legeslatif 2009.” Kekalahn –partai islam patut menjadi pelajaran buat kita,” tutur kyai Masruri mugni menanggapi curhat soal politik itu.
Kyai dan alim ulama’ menurutnya, menjadi amir atau pemimpin. Kalau mereka masuk wilayah politik, mereka akan menjadi suruhan ngalor – ngidul tidak menjadi amir lagi.” Karena itu suruhan Habib Umar bin Hafidz juga Habib Lutfi bin ali yahya agar kyai back to basic kepondok pesantren, ngurusi persoalan umat patut kita gelorakan gaungnya sampai keseluruh pelosok nusantara, “katanya”
Habib Lutfi mionta agar Ulama punya kemampuan melakukan aktualisasi ajaran islam yang ada di dalam kitab-kitab klasik. (agus fathuddin yusuf) suara merdeka jumat 24 april 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar